Assalamu'alaikum, teman-teman!
Rasanya sudah lama tidak mengetik disini. Tapi karena kali ini ada kesempatan, baiklaah, aku mau cerita sedikit tentang perjalanan singkatku saat berkunjung ke salah satu kota yang ada di pulau jawa. Yaitu, Yogyakarta!
Tentunya aku benar-benar sangat bersemangat bahkan H-1 bulan sebelum keberangkatan. Karena aku sama sekali belum pernah mengunjungi kota ini dan Yogyakarta adalah salah satu kota yang masuk kedalam list kota-kota yang ingin aku kunjungi saat uang tabungan sudah cukup.
Sebelumnya aku juga sudah ngelist tempat-tempat apa saja yang akan aku kunjungi di Yogyakarta. List ini dibuat hanya bermodalkan informasi dari internet, review di google maps, dan akun-akun instagram semacam 'explorejogja' untuk mengetahui tempat-tempat apa saja yang sekiranya menarik untuk dikunjungi.
Harusnya 'Yogyakarta' ga sih |
Ternyata banyak sekali tempat-tempat wisata di Jogja yang bagus untuk dikunjungi. Walaupun ada juga beberapa review di google maps yang mengatakan bahwa beberapa tempat terkadang tidak sebagus aslinya, jalan menuju kesana yang agak sulit bagi pengemudi yang belum berpengalaman, dan bahkan ada tempat wisata yang setiap spot fotonya harus berbayar. Yang terakhir auto bikin gajadi kesana kayaknya :")
26 November 2022
Pada tanggal ini, tepatnya pada hari Sabtu, adalah hari keberangkatan menuju Jogja. Sangat excited! Apalagi karena sudah lama tidak naik pesawat. Terakhir naik pesawat yakni pada saat study tour SMA ke Bandung dan Jakarta, dan itupun adalah pertama kalinya aku naik pesawat hahaha. Aku berangkat bersama dengan kakak-kakak di tempatku bekerja. Mereka semua sudah menikah dan memiliki anak. Jadi, akulah yang paling muda diantara mereka.
Kami mengambil penerbangan pagi yakni jam 7:55 (kalau ngga delay, dan ternyata delay sebentar) menggunakan pesawat Citilink. Sengaja ambil penerbangan pagi agar setelah sampai bisa langsung makan siang dan jalan-jalan. Waktu perjalanan yang ditempuh dari Pekanbaru ke Jogja sekitar 2 jam 10 menit. Saat mendarat, runway Bandara YIA (Yogyakarta International Airport) terasa benar-benar mulus sekali, engga gradakan. Mungkin karena baru diresmikan juga sekitar dua tahun yang lalu, di tahun 2020. Bandaranya luas, bersih dan bagus. Tapi belum kesampaian untuk foto-foto di beberapa spot disana karena keburu dijemput oleh mobil jemputan kami. Hanya sempat berfoto di kaca toiletnya. Ah ya, toiletnya luas, wangi dan bersih.
Kami dijemput oleh Mas Agung, pengemudi yang beserta mobilnya kami sewa dari Traveloka. Saat berada di mobil menuju keluar bandara, sambil melihat pemandangan kiri kanan, rasanya masih seperti tidak percaya bahwa kami sudah sampai di kota ini. Pengemudi kami ramah dan informatif. Beliau adalah orang asli Jogja, kalau tidak salah beliau mengatakan bahwa tempat tinggalnya berada di dekat kampus UGM.
Setelah melalui perjalanan selama beberapa jam di udara ditambah dengan hanya sarapan sebungkus nasi uduk untuk berlima saat masih berada di bandara Pekanbaru, perut kami mulai keroncongan. Sengaja hampir tidak sarapan karena takut masalah perut timbul saat tengah berada di pesawat. Kami tidak tahu mau makan dimana, tetapi kemudian Mas Agung menyarankan kami untuk makan siang di sebuah tempat yang bernama 'Kopi Ingkar Janji'.
difoto dari tempat parkir |
Aku tidak tahu sama sekali bahwa tempat ini adalah salah satu tempat populer di Jogja. Sepertinya aku belum menemukan tempat ini saat membuat list kemarin. Jalan menuju kesini adem dan dipenuhi dengan pemandangan hijau hijau.
Beliau merekomendasikan tempat ini setelah aku menyebutkan 'Geblek
Menoreh View' saat ditanya kira-kira mau kemana. Beliau menyarankan lebih baik ke Kopi Ingkar Janji saja. Akhirnya kami iyakan.
Untunglah ternyata tempatnya bagus, kami makan sambil menikmati
pemandangan Bukit Menoreh. Nyeruput teh sambil makan gorengan dan diiringi hujan gitu
kayaknya enak ya.
Kami, yang orang sumatera, saat mendengar kata 'Jogja' pasti langsung membayangkan makanan disana pasti manis manis. Sampai sampai salah satu kakakku (aku menyebut mereka dengan sebutan ini saja yaa, karena tidak ingin menyebutkan nama) ingin membawa sambal sendiri karena dia agak kurang suka makanan yang manis manis haha. Kalau aku sendiri, mau itu makanan pedas atau manis, aku tetap suka-suka aja. Jadi aman.
Makanan disini disajikan secara prasmanan, kita ambil sendiri mulai dari nasi hingga lauk, lalu kita bawa ke kasir untuk dihitung. Untuk memesan cemilan dan minuman, akan diberikan selembar kertas berisi menu dan kita tinggal ceklis apa yang kita mau. Sayang sekali kemarin lupa fotoin isi menu nya. Saat kami datang, tempatnya agak ramai, tapi untunglah kami mendapat tempat duduk. Disini ada berbagai macam lauk yang beberapa diantaranya aku tidak tahu itu apa, sebenarnya bisa saja bertanya kepada pelayannya, tetapi akhirnya aku hanya mengambil yang menurutku terlihat enak. Untunglah ada sate hati kesukaannku dan juga kikil. Ah ya, waktu itu kami kehabisan sambal dan belum di refill oleh petugasnya.
Penampakan nasi dan lauk yang kuambil |
Menurutku, semua lauknya rasanya manis, tapi enak! Andai saja ada sambal. Dan yang paling bikin enak adalah nasinya! Yap, aku suka nasinya, nasinya jenis nasi yang pulen. Nasi yang jarang ditemukan kalau makan di tempat makan di Pekanbaru. Suka sekalii.
Ada satu nama menu yang tidak familiar waktu aku membaca kertas menu, namanya adalah 'Geblek' (bagaimana cara membacanya? Apakah kedua huruf e nya dibaca e lemah? atau salah satunya dibaca e lemah lalu e yang satu lagi dibaca e keras?) Penasaran itu apa, setelah aku coba lihat di google ternyata sebuah makanan dari olahan tepung tapioka yang disiram dengan saus kacang. Sepertinya enak. Ingin mencoba tetapi semuanya sudah pada kenyang, takut tidak habis termakan.
Setelah makan, kami berfoto-foto sebentar dan sholat terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke tempat berikutnya. Disini tersedia dua buah kamar mandi dan sebuah gazebo untuk sholat. Sebenarnya aku ingin masih berlama-lama disini, ingin bengong sebentar sambil menikmati pemandangan. Tetapi tidak memungkinkan karena dikejar waktu. Kami harus ke destinasi selanjutnya yaitu Candi Borobudur. Mas Agung merekomendasikan kami untuk berkunjung ke Candi Borobudur karena kebetulan masih satu arah.
Aku baru tahu kalau Candi Borobudur tidak termasuk dalam Provinsi DIY. Candi Borobudur berada di Provinsi Jawa Tengah tepatnya di Kabupaten Magelang. Selama ini kalau ada yang menyebutkan Candi Borobudur, pasti selalu nganggap kalau Candi ini berada di Yoyakarta, ternyata sebenarnya tidak haha.
Kami melanjutkan perjalanan menuju Candi Borobudur, selama perjalanan menuju kesana, hal yang kami sadari adalah keadaan jalan disana, yang sepanjang kami lewati rasanya benar benar mulus, maksudnya, jarang kami menemukan adanya lubang. Ya, kami tidak tahu bagaimana keadaan jalan di tempat lain, tapi untuk jalan yang kami lalui ini, jalannya bagus sekali. Kami yang sudah terbiasa menikmati jalan yang berlubang dan tidak rata menjadi agak norak saat melewati jalan ini.
Tidak lama kemudian, kami sampai di tempat tujuan, Candi Borobudur. Mas Agung sebelumnya mengatakan bahwa cuaca Jogja akhir-akhir ini, menjelang siang sekitar jam 1 keatas akan mulai mendung dan turun hujan. Sebelumnya, beliau menghubungi terlebih dahulu salah seorang rekannya yang kebetulan sedang berada di wilayah sekitaran Borobudur untuk menanyakan bagaimana cuaca disana. Ternyata cuacanya sedang tidak cerah, mendung namun belum hujan. Akhirnya Mas Agung mengatakan bahwa tidak apa-apa, semoga belum hujan jika sudah sampai disana. Untunglah saat kami sampai disana, hujan belum turun walaupun sudah agak gelap.
Tiket masuk ke Candi Borobudur adalah seharga lima puluh ribu rupiah untuk satu orang dewasa. Untuk menuju ke Candi nya ternyata cukup jauh jika berjalan kaki. Tapi tidak apa-apa karena sekalian saja berjalan sambil menikmati pemandangan sekitar dan sesekali berhenti untuk berfoto. Waktu itu masih mendung, ini bagus karena kami jadi tidak kepanasan saat menuju kesana dan setelah sampai disana pun cuaca masih mendung, belum hujan. Kami bergegas untuk berfoto. Hujan mulai turun saat kami dalam perjalanan menuju pintu keluar yang tak kalah jauhnya saat masuk tadi. Sebenarnya disana disediakan juga kendaraan berbayar untuk pengunjung, namun karena harganya yang sepertinya belum bisa kami terima, dan ditawar juga tidak bisa, kami memutuskan untuk tetap berjalan kaki saja haha.
Saat dalam perjalanan menuju pintu keluar, kami melewati pasar. Lebih tepatnya adalah pasar oleh-oleh. Disini menjual berbagai macam oleh-oleh mulai dari sendal, baju kaos, celana, cenderamata khas Borobudur dan lain-lain. Aku baru menyadari bahwa harga yang ditawarkan disini jauuuh lebih murah jika dibandingkan dengan harga di pasar di area sekitaran Malioboro. Agak nyesal tidak membeli apapun disini karena mengira ditempat lain bakal lebih murah. Ternyata disinilah yang harganya cukup murah. Menurutku, yaa.
Kami tiba di pintu keluar sekitar jam setengah enam sore. Tentunya dengan perut yang sudah keroncongan lagi. Kami benar-benar tidak tahu mau makan dimana, akhirnya Mas Agung kembali menyarankan sebuah tempat makan lagi. Kali ini namanya 'Bakmi Pak Pele'. Lalu kami mengiyakan.
Bakmi Pak Pele terletak di Alun Alun Utara Yogyakarta, dan agak sedikit di pojokan. Cukup jauh dari Borobudur, sehingga membuat kami makin keconcongan haha. Tetapi tidak apa-apa karena kami memang akan menginap di Kota Yogyakarta. Saat kami sampai disana, tempatnya sangat ramai dengan pengunjung. Sepertinya ini adalah tempat makan bakmi yang sangat terkenal. Untunglah kami mendapatkan tempat duduk untuk berenam. Kami diberikan kertas menu, kemudian kami tulis sendiri jumlah makanan yang kami pilih di menu yang tersedia. Saat melihat menu yang tersedia, aku benar-benar bingung mau memilih apa. Akhirnya aku memilih Bakmi Godok Nyemek (Kalau tidak salah sih, lupa antara Bakmi Godok Nyemek dengan Bakmi Godok Campur).
Kami menunggu agak lama, mungkin karena antrian sebelum kami juga sangat banyak. Akhirnya, menu yang kami pesan datang. Berikut adalah penampakan Bakmi Godok yang aku pesan:
Ah ya, tadi, saat diperjalanan, aku melihat sebuah tempat makan yang pastinya amat sangat populer, khususnya bagi mahasiswa dan mahasiswi di Jogja. Yaituu, Olive Fried Chicken. Tempat ini sering dibicarakan oleh orang orang di Twitter karena menjual menu ayam goreng dan nasi dengan harga yang sangat ramah dikantong, dan rasanya juga enak, kata mereka.
Sebenarnya, aku sangat inginn membelinya, karena kan sudah berada di kota tempat Olive Fried Chicken ini berada, tetapi rasa seganku kembali muncul untuk meminta berhenti disana. Akhirnya, aku hanya melewatkannya. Huhu. Lain kali, kurang-kurangi rasa seganmu untuk hal-hal semacam ini ya, Ulfaa.
#bersambung, lagi malas ngetik kekeke#