Rabu, 05 Maret 2025

The Untold Story: Bagian 2

 Halo~~

*mengatakan halo kepada 0 pengunjung*

Adalah bagian 2 dari 'the untold story', sebuah postingan yang tujuan awalnya hanyalah untuk.... diketik sedikit saja, yang kemudian berubah menjadi cerita yang agak panjang. Cerita yang agak—tidak begitu penting—tetapi penting. Hmm.

Awalnya, postingan ini inginnya di password saja, atau ditulis ditempat lain, atau bahkan tidak diposting sama sekali, hal ini karena ada beberapa hal yang inginnn sekali aku tulis tanpa harus merasa kepikiran dengan apa yang akan aku tulis. Tetapi, kemudian aku berpikir, balik lagi ke awal, blog—usang ini adalah tempat yang paling sepi sunyi senyap, tempat paling aman untuk menuliskan apapun. Jadi, ya... baiklah. Tulis disini saja. 

Butuh beberapa bulan untuk menuliskan apa-apa saja yang terjadi. Karena penulisannya yang sebentar-sebentar harus terhenti, karena itu artinya harus mengingat kembali hal-hal lampau yang jika diingat akan membuatku sedih kembali.

4 Januari 2025
Sesuatu terjadi pada tanggal ini. Hari sabtu, masih minggu pertama diawal tahun 2025. 

Di awal tahun 2025, and I just saw something that makes me want to cry :") Sebenarnya, hanya diakibatkan karena ketidaksengajaan. Aku secara tidak sengaja, saat ngescroll gallery dari handphone seseorang, (beliau memang mengizinkan untuk melihat gallery) dan aku melihat sebuah video. Hanya sebuah video pendek. Tetapi agak berhasil membuatku bengong sebentar. Bengonglah rupanya. Bagaimana caraku mendeskripsikannya, ya? Sebenarnya, video tersebut menjadi membuatku agak sedikit... kecil hati. Kecil hati. Ya, kira-kira begitulah bahasanya. 

Kecil hati karena ketika aku melihat video itu sekali lagi, langsung terpikir, kayaknya... he never smiles at me like that deh kayaknya.

Belum genap melalui empat hari pertama di tahun 2025, padahal. Aku juga tidak tahu kenapa hal-hal kecil seperti ini bisa membuatku sedih. 

Namun, justru hal-hal kecil itulah yang—

Efeknya, jadi berusaha keras agar tidak... merembes mili. Sebuah istilah untuk mendeskripsikan agar tidak menangis. Haha. Waktu itu aku duduk ditengah orang banyak. Akan sangat ketahuan jika aku menangis. Setelah mengembalikan handphone tersebut kepada yang punya—seorang kakak-kakak, aku tidak berbicara apa-apa lagi. Tentu saja aku berusaha keras agar terlihat baik-baik saja. Karena, untuk yang begini-begini, biarlah ditelan sendiri saja rasa sedihnya. Namun ternyata, kakak yang aku pinjam handphone nya barusan, nge-notice kalau ada yang aneh pada diriku setelah mengembalikan handphone nya. Dia bertanya, dan aku berusaha meyakinkannya bahwa aku tidak sedang kenapa-kenapa. Untunglah, kebetulan saat itu keadaannya kami sedang berkumpul dan memakan sesuatu makanan yang pedas, dan aku beralasan bahwa mataku agak berair karena kepedasan. Beberapa orang percaya, tetapi kakak tersebut tidak percaya. Dan aku masih dengan sekuat tenagaku untuk tidak menangis. Setidaknya, jangan sekarang. Efeknya bisa kemana-mana nanti.

Kalau aku ingin menangis, maka aku akan diam saja, dan menjadi amat sangatt sulit untuk berbicara, karena ada rasa tercekat. Berbeda saat pilek, jika pilek, aku masih bisa berbicara ngalor ngidul. Sepertinya kakak itu bisa menebak apa yang terjadi kepadaku.

Dan setelah itu, beberapa hal terjadi, terlalu belibet untuk diceritakan. Yang cukup membuatku pusing, karena jadi merembet kemana-mana. Karena disampaikan kesini dan disampaikan kesana. Padahal aku sendiri juga acakadul (bahasa apa ini?). Dan aku kemudian berusaha untuk mengembalikan suasana, agar orang-orang kembali bahagia. Padahal saat itu perasaanku sangat gak karuan. Tapi engga apa apa. Rasanya waktu itu tenaga dan pikiranku hampir habis untuk kembali menenangkan perasaan orang-orang. Dan sementara, aku harus menelan sendiri perasaanku. Tidak apa-apa, yang penting orang-orang bahagia dan semuanya kembali seperti semula. Smangad.

26 Januari 2025
Mengetikkan ini, berarti aku harus kembali membaca percakapan di tanggal ini. Dan tentu saja, aku akan berusaha untuk tidak... menangis.

Dari percakapan lewat pesan Whatsapp, awalnya aku hanya menanyakan sesuatu hal kepada seseorang. Kepada: B. Yang kemudian ternyata bergeser ke pertanyaan yang lain. Waktu itu aku hanya berpikir: tanya saja, mungkin nanti akan lega jika sudah ditanyakan. 

Karena sesungguhnya aku sudah agak lelah menyimpan pertanyaan-pertanyaan ini selama beberapa tahun. Aku tahu aku harus bersiap untuk menerima jawaban yang tidak sesuai keinginan. Karena ya... adalah sesuatu yang ajaib jika jawabannya adalah sesuai keinginan.

Sebenarnya, pertanyaan yang paling penting adalah pertanyaan seputar perasaan. Aku tahu jawabannya pasti akan mengecewakan. Namun aku tetap menanyakannya. Dan ya.. beliau memang tidak punya perasaan apa-apa—kepadaku. Lebih tepatnya, belum. 

Aku, yang tentu saja sudah memprediksi jawaban tersebut, padahal sebelumnya aku sudah mewanti-wanti diriku agar jika mendapat jawaban yang tidak mengenakkan, maka jangan menangis.

Namun aku gagal.

Aku, menangis. Haha. 

Rasanya seperti patah hati. Yang enggak tahu kapan sembuhnya.

Ayo sembuh ulpii, nanti kita beli seblak sama ayam ajudan, atau sempol ayam depan SMA sepuluh.

B (ternyata) sudah membaca postingan 'the untold story' bagian awal. Kira kira sudah sekitar setahun yang lalu. Dan beliau tidak mengatakan apa-apa setelah menemukan tulisan tersebut. Memangnya mau mengatakan apa? Iyakan. Dan kerennya, setelah membaca postingan itu, beliau tetap bersikap baik-baik saja dan tetap baik kepadaku. Aku mengira beliau akan menjauhiku karena tulisan tersebut. Nggak kebayang sih kalau itu terjadi. Terimakasih karena masih menjadi orang yang sama ya, B. Dan terimakasih juga karena masih jadi orang paling baik sedunia. *lebay dikit gapapalah ya*

Dan, tentu saja aku harus tetap terlihat baik-baik saja agar beliau tidak khawatir dan tidak terlalu memikirkan perasaanku. Sedih. Semangat, Ulpi. 

26 Februari 2025
Hari itu, aku mendapatkan komputer baru yang sudah selesai di setting, tinggal digunakan saja. Bye my windows tujuh tercinta. Terimakasih untuk B yang telah mengatur semuanya. 

Namun, setelah itu, ada hal yang... bikin sedih lagi. Waktu itu beliau akan mengirim sebuah file melalui Whatsappnya kepadaku. Dan saat beliau membuka Whatsapp pada handphone nya, gatau kenapa mata ini ya otomatis memperhatikan. Kan ceritanya memperhatikan proses pengiriman file tersebut. Dan aku melihat sesuatu. Sesuatu itu adalah hal kecil sebenarnya.

Lagi-lagi, hal-hal kecil.

Hal kecil yang kembali membuat kecil hati.

Kebetulan, saat itu yang paling atas terlihat adalah sebuah kontak. Namun, sebenarnya bukan mengenai kotak tersebut. Melainkan, penamaan kontak tersebut.

Sebenarnya, agak sulitttt menjelaskan kenapa hal tersebut membuatku agak kecil hati. Karena mungkin akan sulit dipahami jika tidak dirasakan. Mungkin orang-orang akan menganggap 'kan hanya begitu saja?'. Tetapi, baiklah, aku akan menjelaskannya. 

Aku ngehnya, B, saat menamai sebuah kontak, terutama orang-orang ditempat kerja, selalu mengakhirinya dengan 'pkm'. Seperti 'blablablapkm'. Begitu juga dengan penamaan kontakku, 'ulfapkm'. Hingga sekarang. Dan, ya, kontak paling atas tersebut bertuliskan sesuatu yang lain. Without 'pkm'. 

Sebenarnya hal tersebut adalah sesuatu yang pribadi. Dan setiap orang berhak menamai kontak siapapun dengan nama apapun :")

Sebenarnya, rasa kecil hati ini disebabkan karena diriku sendiri juga. Ketika aku menamakan kontak beliau dengan 'nama lain', namun beliau menamai kontak lainnya dengan sebutan yang lain juga. And, its not me.

Memangnya kamu siapa ul hmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.

Dan, sepertinya B hingga saat ini belum tahu alasan sebenarnya aku agak diam pada hari itu. Beliau mengira karena nama yang paling atas. Padahal sebenarnya tidak. Dan ternyata, beliau telah mengatakannya kepada orang yang namanya paling atas tersebut tentang hal tersebut. Padahal aku ada menyampaikan kepadanya agar jangan disampaikan :") Karena pasti akan ada hal yang akan terjadi lagi setelahnya. Tetapi sepertinya aku agak terlambat untuk mencegah B mengatakan hal tersebut. Karena jika dirunut, B sepertinya lebih duluan mengatakan hal tersebut sebelum aku mencegahnya untuk mengatakannya. Karena setelahnya ada hal yang terjadi. Dan B tidak tahu apa hal yang terjadi tersebut. 

Yang jelas, karena misskomunikasi ini, aku kembali harus berusaha meyakinkan kepada orang yang kontaknya berada paling atas tersebut bahwa aku baik-baik saja. Dan aku juga menjelaskan kepadanya bahwa ini bukan perihal mengenai 'nama kontak paling atas', dan bukan karenanya, dan aku tidak menjelaskan penyebab yang sebenarnya, karena aku takut akan timbul permasalahan baru lainnya :") Namun, ada rasa sedih juga ketika orang yang nama kontaknya berada diatas itu mengatakan beberapa hal yang agak salah tentangku, kepadaku, melalui sebuah chat Whatsapp yang panjang, dan tentu saja aku harus kembali menjelaskan yang sebenarnya, beberapa hal yang dikatakannya agak membuatku merasa sedih. Jadi, sedihnya double-double. Tetapi, ngga apa apa, yang penting aku juga sudah berusaha memperbaiki perasaannya, dan mengatakan bahwa hal yang terjadi kali ini samasekali bukan merupakan kesalahannya. Dan jangan menjadi merasa bersalah juga.

Aku ingin bercerita kepada B tentang hal ini, ingin mengatakan yang sebenarnya mengenai penyebab aku menjadi diam pada hari itu, namun aku memutuskan untuk menyimpannya saja. Karena, selain sepertinya mungkin tidak penting—baginya, takutnya akan menambah-nambah beban pikirannya. Biarlah semuanya kembali bahagia dan baik-baik saja seperti sediakala.

Aku sebenarnya harus segera menyadarkan diriku bahwa, padahal sudah jelas, beliau memang belum memiliki perasaan apa apa. Dan seharusnya jangan berharap agar beliau melakukan hal yang kulakukan terhadap nama kontak beliau. Because, we are not that close :") Ini hanyalah perasaan satu arah. *sedih sekali pas ngetik bagian ini, huee* *jangan-nangis-jangan-nangis-jangan-nangis*

Dan, aku juga ngenotice bahwa, aku ingat sekali, seorang kakak menamai kontakku di hp nya dengan 'ulpi ainunnya B', dulunya. Dan beberapa waktu yang lalu secara tidak sengaja lagi terlihat olehku bahwa nama tersebut sudah berubah menjadi 'ulpi ainunnyaaaa' saja. And the 'B' word was gone. 

Aku sesungguhnya ingin bertanya, tetapi kembali aku tahan pertanyaan itu dengan amat sangat. Padahal biasanya aku selalu bertanya :")
Kembali lagi, hal-hal kecil yang bikin sedih.

Dengan segala rasa sedih yang ada, dengan perasaan yang hanya satu arah, dan anehnya aku memilih untuk tetap tinggal. Alias, aku memilih untuk tetap stay. Dengan orang yang sama. 

Jika dirunut kembali, beberapa hal yang terjadi sebenarnya bukan merupakan kesalahan siapapun. B tidak salah, begitu juga dengan yang lain. Mereka berhak dan bebas melakukan apa saja dan berinteraksi dengan siapa saja. Aku seharusnya menyimpan segalanya sendiri. Tetapi aku tidak bisa karena aku sudah.... terlalu lelah untuk menyimpannya sendirian. Padahal rasanya dulu, pada rentang tahun 2021 hingga 2023 pertengahan, aku selalu berhasil untuk menyimpan apa yang kurasakan sendirian. Rasa sedih yang muncul terhadap hal-hal kecil sekalipun sebenarnya merupakan efek dari rasa sedih yang sudah tersimpan selama beberapa tahun. Jadi gampang ke-trigger gitu sepertinya :") Gagal deh jadi strong woman. Tetapi, untuk perasaanku dan apa yang aku rasakan, sebaiknya memang harus aku simpan sendiri (walaupun sangat sulitttttttt). Yang penting orang-orang disekitarku bahagia. Itu saja.

Tapi, untuk sekarang ini, aku sudah baik baik saja kok. InsyaaAllah :") Gatau kalau besok. Eh cemna.

Dan, isi postingan ini berhenti di kamu saja, ya. Maksudnya, jangan diceritakan kepada orang lain. Berhenti di kamu saja, walaupun kamu kenal aku atau tidak. Please ㅠㅡㅠ

Padahal gaada yang baca juga. Hmm.

Kayaknya (mungkin) B belum akan kembali kesini lagi, maksudnya—ke blog ini lagi. Karena B pernah bilang bahwa:


The saddest part.

*jangan nangis jangan nangis*

Yah, pokoknya gitu deh.

Terimakasih sudah membaca wahai 0 pengunjung. Sehat-sehat, ya.

28 Februari 2025
Menerima hadiah. Hadiahnya 'debut' pada tanggal 4 Maret 2025. Sore itu hujan, jadinya kepakai untuk yang pertama kalinya. Merupakan benda yang amat sangat berguna. Sudah lama ingin beli, tetapi hanya nangkring di keranjang belanja karena lebih tertarik checkout benda lain, karena selalu berpikir, nanti aja deh belinya, kalau hujan yaudah trobos aja *jangan ditiru ㅠㅡㅠ

Terharu karena akhirnya memiliki benda tersebut, padahal harusnya dulu ya tinggal beli ajaㅠㅡㅠ Karena keseringan nerobos hujan kayaknya, jadinya menganggap benda penting itu sebagai benda yang biasa saja. Nanti nanti saja belinya. Padahal pentingggg. B bilang itu adalah hadiah, jadinya tidak perlu dibayar. Padahal sebenarnya aku bayar juga tidak apa apaㅠㅡㅠ tapi ga jadi 'hadiah' dong judulnya kalau dibayar. Baiklah baiklah, karena B bilang ini adalah hadiah, okedeeh, diterima sebagai hadiah ya~ Terimakasih banyakk.

Tetapi, aku sudah mengucapkan terimakasih lewat pesan pesan di wassap.
Semoga rejeki (dalam hal apapun) lancar selalu ya, B. Terimakasih karena masih jadi orang yang baikk kepada ulpi. *walaupun kayaknya B tidak membaca ini* 
---------------------------------------

I think im on my alay era lagi seperti tahun tahun 2010 an. Menuliskan apapun. Tetapi, ini adalah blog usang, tidak ada yang mampir kesini. Jadi, gas saja.

Tetapi, tentu tidak setiap hal harus diceritakan. Lebih banyak yang sebaiknya disimpan saja. Tentunya harus dipilah pilih dulu sebelum diketik. Dissssini.

---------------------------------------

memasuki day 5 dalam usaha untuk kelihatan baik-baik saja. smangad. nnti beli sushi ya ulpi.
-----------

day 6
-----------

day 7
-----------

day 8
-----------

day 9
gabisa
-----------

day 10
i need his help. gaptek soalnyaㅠ_ㅠ
-----------

day 11
ternyata simbol tanda seru dan gemboknya hilang sendiri saat keesokan harinya. pyuuuh, kirain kenapa napa, terimakasih sudah bertanya, B („• ֊ •„)੭

btw

kenapa

blog

ini

jadi

semacam

daily

update(s)
-----------

day 12
memilih cemilan. untuk bukber. ada beberapa belas menit keliling etalase swalayan untuk mencari cemilan yang sekiranya cocok. tetapi belum ketemu-ketemu. bisa-bisanya saat memilih, terpikir: kira-kira B suka cemilan yang seperti apa, ya? kalau yang cokelat-cokelat apakah suka? bagaimana dengan goodtime rasa kopi? soalnya tidak ada goodtime rasa buah naga.
pada akhirnya, mengambil ciki tortila—rasa barbeque. kesukaanku. semoga B—dan yang lainnya juga suka~

sebuah pesan penting: B mengatakan bahwa sudah pernah berkunjung kesini. terharukk.

tetapi, pernah berkunjung bukan berarti beliau akan berkunjung terus terusan, barangkali? :")

tiba-tiba sekali laman ini yang isinya awalnya adalah beberapa cerita-cerita sedih, kemudian menjadi laman: 'admiring him, silently.' 
-------------

day 13

-------------

day 14

-------------

day 15
i tell kak amew everything. tidak bisa disimpan sendirian, berat berat (ㅠˬㅠ)

-------------

day 16
neomu seulpeo. neomu neomu neomu neomu seulpeo.
-------------

day 17
menemukan tombol 'edit as html' yang sudah lama dicari-cari. kenapa letaknya ngumpet :") sehingga laman dengan password bisa dibuat.
ctrl+u dan right click: halo~
akhirnya: tidak jadi.

-------------

day 18
setelah sekian lama, terimakasih masih mempercayakan kaca spion yang satu lagi sebagai tempat penitipan helm, B.
(„• ֊ •„)੭

-------------

day 19
ngedraft in beberapa ketikan yang terlalu... sedih dan baiknya memang disimpan untuk sendiri saja, terutama di day 16 dan 18. semoga B belum membacanya........
Belum dibaca kan, B? ㅜㅡㅜ
-------------

day 20

-------------

day 21
fii amanillah untuk yang mudik mudik🌸
-------------

day 22

pesan yang nggak ke enter-enter

-------------

day 23
i just watched a movie.
judulnya 'a crazy little thing called love'. sebuah film yang ada dikebanyakan laptop anak anak sekolah, terutama perempuan, dimasa smp atau sma sepertinya. film tahun 2010.
tetapi waktu itu kayaknya aku termasuk ke bagian orang yang tidak peduli dengan film itu. oh, paling hanya film dengan kisah kisah mainstream seperti biasa. lebih seru film detektif. menurutku waktu itu.
dan, beberapa hari yang lalu tibatiba sedikit cuplikan film itu muncul di timeline.
kemudian langsung mencari film tersebut.
setelah melihat tiga per empat bagian dari film tersebut, sebentar, kenapa ceritanya mirip dengan—
my——story. 
tidak mirip secara langsung, tetapi mirip secara—
apaya
agak sulit dideskripsikan
terlebih saat Nam menyampaikan perasaannya.
Nam, i feel you.

tetapi selebihnya, diseperempat bagian film terakhir, di ending yang paling paling akhir, untunglah Nam, happy ending. kirain bakal sad ending.
sutradaranya tidak jadi diamuk masa. haha.

//akan dihapus kemudian//
-------------

day 24

-------------

day 25

-------------

day 26

-------------

day 27

-------------

day 28

-------------

day 29

-------------

day....... 30

Tidak ada komentar: